5 Januari 2008

TIME, Person of the Year dan Ayat-Ayat Cinta

“Sebaik-baiknya manusia ialah yang paling bermanfaat bagi orang lain.”
(Al-hadits)
Sungguh, hadits ini begitu inspiratif. Pesan universal yang menggugah setiap elemen untuk mengurai, menguak, melaksanakan dan menindaklanjutinya. Ya, universalitas pesan ini “memanggil” fitrah manusia untuk mengamalkannya. Manusia sahaja. Selebihnya, sang subjek diberi beraneka ragam gelar.

Man of the Year, Time memulai tradisi penokohan ini. Dimulai tahun 1927, majalah Time memberi cap tersebut. Charles Augustus Lindbergh menjadi pilihannya. Ia sukses mengarungi lautan Atlantik dengan penerbangan Solo. Akhirnya bola salju kerinduan akan “manusia solutif” ini bergulir demikian deras. Melewati batas teritori dan ideologi. SARA, ini istilah yang lebih kita kenal.
Dan untuk tahun 2007 yang baru lewat, Time mendapuk Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai The Man. Yang menarik, pernyataan Putin bahwa nilai-nilai religius merupakan pijakan moral yang utama dalam memerintah.

Di “rumah sendiri”, tokoh-tokoh kaya aksi ini coba diangkat oleh beberapa elemen. Media massa, dilengkapi kelebihan aksesibilitasnya memungkinkan untuk mengangkat tema serupa dengan lebih bertanggungjawab. Bagaimana pun metodologi seleksinya. Apa pun grup medianya.
Tahun 2007 ditutup dengan serangkaian pemilihan tokoh-tokoh kaya aksi. People of the Year versi Seputar Indonesia memilih Taufikurrahman Ruki, Sri Sultan Hamengkubuwono, Sardono W. Kusumo, dan Sri Mulyani. Mereka terpilih mewakili bidang-bidang yang digelutinya: hukum, politik, budaya dan ekonomi. Tradisi ini dimulai Seputar Indonesia dari tahun 2005.

Dengan semangat yang sama, Republika juga memilih figur-figur inspiratif. Dengan mengangkat kategori dan isu yang berbeda setiap tahunnya. Pada 2005, mereka memilih delapan tokoh yang menebarkan energi positif dan optimisme. 2006, dipilih tujuh tokoh yang menunjukkan pribadi pekerja keras. Untuk tahun 2007 ini, mereka memilih enam tokoh penyuara moralitas dalam memandu masyarakat. Sound of Moral, ungkap Republika.

Maftuh Basuni, Deddy Mizwar, Andrea Hirata, Ratna Megawangi, Habiburrahman El Shirazy, dan Yusuf Mansyur. Mereka terpilih karena dinilai mampu menyuarakan pesan-pesan moral melalui karya nyata. Sangat menarik bila melihat nama-nama yang terpilih. Ada 3 seniman di sana. Dua orang diantaranya merupakan penulis yang lagi “naik daun” belakangan ini: Habiburrahman El Shirazy dan Andrea Hirata.

Keduanya merupakan novelis yang telah menelurkan karya-karya fenomenal. Habiburrahman dengan Ayat-ayat Cinta-nya dan Andrea dengan Laskar Pelangi-nya. Mereka menyampaikan pesan moral dengan bernas dan menggugah. Jujur, setelah sekian lama meninggalkan buku-buku yang berwujud fiksi, Habiburrahman berhasil mengajak saya menafakuri keindahan hidup lengkap dengan ayat-ayat kauniah-Nya. Justru itu dimulai terlebih dahulu lewat Ketika Cinta Bertasbih, bukannya Ayat-ayat Cinta. Agak terlambat, memang.

Untuk Kalimantan Barat, pada tahun 2007 lalu, kami (LP2ES) juga mencoba memetakan sosok-sosok dengan karya nyata bagi lingkungan. Kami mengangkat mereka melalui buku “Jejak Emas Pemuda Kalimantan Barat”. Adapun nama-nama pemuda yang terpilih ialah: Amudin, Ari Widyantoro, Daud Jordan, Deman Huri Gustira, Dian Isdiani, Faqihuddin, ST, DR. Hermansyah, Hermia Fardin, Santo Fadjaray, MS, Wenny Tumirah, Yohanes RJ, Yunsirno, DR. Yusriadi, dan Zulkifli.

Banyak kekurangan, tentu. Banyak pertanyaan, pasti. Kontroversi, mungkin. Setidaknya melalui pemilihan pemuda ini sejatinya kami ingin menyampaikan pesan bahwa “mereka telah berbuat”. Sekecil apapun itu! Dan kami mencoba membaginya dengan khalayak. Sesuai kemampuan yang kami miliki. Kami sungguh-sungguh berusaha menghikmati bahwa “Sebaik-baiknya manusia ialah yang paling bermanfaat bagi orang lain.”

Sejarah dibentuk oleh individu-individu yang cemerlang. Bermental pejuang, demikian kata filosof Skotlandia, Thomas Carlyle. Sebuah pernyataan yang tetap relevan sepanjang jaman.

Meski bencana, banjir, longsor, sedang menyapa kita di awal tahun 2008 ini, yakinlah bila pekatnya malam merupakan pertanda akan datangnya pagi. Wallahu a’lam.

2 Please Share a Your Opinion.:

  1. Pilihan2 yang menarik, saya rasa perlu dipilih orang2 yang tetap lebih jernih di tengah keruhnya kehidupan di dunia ini, khususnya bangsa ini

    BalasHapus
  2. Anonim10:14 AM

    Salam kenal mas. Jujur, masih banyak orang2 yang tetap jernih di "luar sana" (:tidak terliput media massa). Tapi pers masa kini (masih) menganut: bad news is good news. Siapa bilang?
    Tabik.

    BalasHapus

Terima kasih atas komentar anda.