6 Februari 2009

Joomla, Matt, dan Amat

Episode Satu.
Akhirnya pecah juga "bisul" ini. Setelah puluhan hari berkutat di depan laptop, akhirnya semua merekah.
Joomla oh, Joomla, kau menemani di masa-masa "jombloku". Yup, Joomla memang makin booming. 3 tahun lalu, saat pertama kali mengenalnya, tak banyak referensinya (hardcopy). Jadi, murni bermodal tanya ke pak usu Google. Dulu, popularitas Joomla masih dibayang-bayangi Aura CMS, PHP Triad, PHP Nuke, dll.
Joomla memang CMS yang komplit. Ditambah dengan berjibakunya para relawan meng-update-nya, maka betapa menggairahkan CMS ini. Sebagai gambaran, situs e-gov lokal (Kalbar) banyak yang menggunakan Joomla: Bengkayang, Sanggau dan, tentu saja, Kabupaten Landak, salah tiganya. :)
Sedikit sharing, 3 Alasan mengapa anda harus mencoba Joomla.
Praktis, karena kita bisa menginstalnya di localhost. Komplit, karena beragamnya modul dan component yang bisa kita dapat di banyak sumber. Mudah, instalasinya hanya bermodal WAMP (PHP, Apache, MySQL) dan Joomla. Dan... Lama, hampir 5 jam proses upload dari localhost ke server. hehehe (Pesan sponsor: Kesalahan bukan pada Joomla Anda).

Episode Dua.

Matt datang.
Matt datang dengan kesederhanaan. Tidak hanya dari tindak-tanduknya, juga kesederhanaan idenya. Berawal dengan niat memudahkan orang dalam nge-blog, ia menciptakan B2. Kini perusahaannya beranak pinak bak bebek emas. Ia menjadi milyuner. Dan, dia tetap sederhana.
"Saya tidak mendapat untung dari Wordpress."
Benar. Tetap sederhana kata-katanya. Wordpress hanya sebagai pembangun personal branding. Ia, Matt, pembuat Wordpress, yang mungkin kini anda pakai. Pundinya malah berisi dari layanan lainnya: Akismet, polldaddy, dll.
Sudah lama saya tertarik dengan Wordpress. Tertarik dengan keseriusannya yang seakan berlomba dengan (B)logger menciptakan layanan yang memudahkan (b)logger memuntahkan isi hatinya.
Akismet, bla-bla-bla. Kadang menyalip. Tak jarang disalip.
Yah, di dunia maya, di Internet, tidak banyak modal yang harus keluar untuk menghidupkan bara entrepreneurship.
Modal itu seringkali hanya sebuah niat yang dibalut tekad. Kemudian mekar di garasi, di warnet, dan di lab-lab kampus. Ingat perjalanan Google, Windows, dan masih banyak lagi, semuanya berawal dari tempat yang tidak "menjanjikan": garasi! Dan itu sudah banyak di sekitar kita, tanpa kita sadari.
Saya yakin, bila Matt ke Indonesia, sekali lagi, akan terhenyak mendengar nama pesaingnya kelak: Amat. Alamaaak...Amat.

2 Please Share a Your Opinion.:

  1. Anonim4:23 PM

    wah, akhirnya jadi juga bang :)

    BalasHapus
  2. @ Freddy: Udah lama rasenye.. :) Ditunggu kritikny.

    BalasHapus

Terima kasih atas komentar anda.