15 Agustus 2010

Blokir Situs Porno tanpa Parno

Pemblokiran situs porno mudah-mudahan bukan langkah reaktif atas kasus yang terjadi baru-baru ini. Apalagi kebijakan gincu sambut Ramadhan. Sungguh demikian, kebijakan ini layak didukung. Pun jauh hari sebelumnya.

Meski kelihatan kurang siap, pemerintah tetap melakukan pemblokiran konten porno di internet. Bijaknya, pemerintah turut melibatkan APJII, ISP dan komunitas IT dalam upaya memblokir situs-situs porno tersebut. Tentu bukan hal yang mudah memblokir 400 juta situs porno. Tercatat beberapa situs "sehat" menjadi korban. Kompas, Kaskus, dan Detik, contohnya.

Sebenarnya pada tataran yang lebih kecil, pemblokiran situs lebih mudah dilakukan. Pemerintah bisa menggandeng warnet-warnet untuk sosialisasi dan implementasinya. Seperti yang telah sukses dilakukan di sekolah-sekolah. Energi yang dikeluarkan tentu tidak terlalu besar.

Namun saya percaya, pemblokiran situs porno tanpa diiringi langkah-langkah positif dalam sosialisasi berinternet sehat dan produktif akan menjadi langkah mundur bagi perkembangan dunia IT.

Ya, manfaat internet yang begitu luas kurang terpublikasi. Selain sebagai samudera ilmu, tak sedikit pula anak negeri yang "berkantor" di internet. Ribuan dolar mengalir setiap bulannya. Di Pontianak, yang saya ketahui, bahkan ada yang meraup lebih dari 4 digit dolar melalui bisnis online-nya.
Singkatnya, bagi pemerintah dan media, selain upaya pemblokiran situs porno, segera perbanyak informasi sisi "pisau" positif internet. Bila dilakukan, niscaya aktifitas negatif akan menyusut dengan sendiri. Untuk lenyap, sulit rasanya. Walllahu a'lam.

2 Please Share a Your Opinion.:

  1. akhirnya ketemu juga sama blogger asal -pontianak setelah sekian lama nyari gk ketemu 2.

    salam kenal mas. saya blogger asal mempawah.

    BalasHapus
  2. Banyak kok blogger Pontianak om. Komunitasnya: Borneo Blogger Community (BBC) dan Beleter.

    BalasHapus

Terima kasih atas komentar anda.