24 Maret 2011

Bom dari Buku, bukan yang lain!

"Zaman tidak pernah sepi dari ulama, penyair, dan cendekiawan yang cerdik, tapi sesat! Pelbagai mazhab pemikiran menceraiberaikan mereka. Padahal kesatuan pendapat itu, menjadi tujuan inti. Mereka mengajar seekor singa untuk berlari seperti biawak. Mereka menghapus dongeng-dongeng lama tentang seekor singa. Mereka memang suka memperbudak orang lain dan, menipu diri sendiri."
Saat menari-nari menelusuri isi ruang disk, saya menemukan quote ini. Saya tahu ini kutipan dari sebuah buku Imam Munadi. Sebuah kutipan bak bom yang meledak di benak. Yah, bom yang lahir dari isi buku yang menggelegar. Begitu banyak buku yang saya lahap dan mampu memantik api dalam nadi. Meledakkan dian di otak kanan. Bom dari sebuah buku.
Bersemangat saya mengupload tulisan ini, ketika teror isu yang dibangun media massa demikian masivnya. Kick Andy, Hidup ini Indah, Mario Teguh Golden Ways seolah tenggelam dalam muramnya isi media saat ini. Tidak ada optimisme di sana. Pesimisme begitu mudah lahir. SBY selalu salah. PDIP tidak pernah benar. Amerika biang onar dunia. Islam itu teroris, de-el-el. Dan, stigma tercipta. Tanpa koreksi.
Kritis memang perlu. Tapi kritis tanpa kepentinganlah yang berjaya kelak. Bilapun hadir kepentingan. Semoga kepentingan nurani yang menang. Hingga kita, pemirsa---konsumen media, tidak lagi dianggap tak berdaya dan pasti menelan mentah informasi tersebut.
Tidak sudi.
Kelamaan saya mulai alergi melihat layar TV dan media cetak, apakah ini gambaran umum wajah kita. Mudah dibelah oleh sebuah isu picisan.
Tidak sudi!
Belajar dari Jepang yang mampu membangun karakter kolektif bangsa. Belajar dari India yang mandiri dengan teknologi. Belajar dari Cina dengan ketangguhan wirausahawannya. Belajar dari semut dengan gotong royongnya bahkan.
Sudi tidak?

1 Please Share a Your Opinion.:

Terima kasih atas komentar anda.