Pada awal abad ke-17, kartu nama hanyalah sebuah media untuk menunjukkan identitas sebuah toko di London. Lebih tepatnya sebagai ajang promosi toko, karena saat itu belum ada penomoran jalan. Seiring berkembangnya jaman, maka pemanfaatannya pun berkembang lebih kreatif dan masif. Pengusaha, profesional, hingga politikus berlomba unjuk kartu nama. Titel, alamat, profesi, nomor hp, hingga foto tercetak di atasnya. Ajang silaturahmi sekaligus promosi diri. Sah-sah saja. Bahkan tak jarang terbukti efektif.
Efektifitasnya pun telah terbukti berkali-kali bagi banyak pebisnis. Bila anda mau sedikit repot meng-googling, ada berbagai cerita sukses yang diraih lewat kartu nama.
Yang paling hangat, saya dapatkan kisah sukses dari rekan saya. Dia berkisah, datang order tak terduga senilai hampir setengah miliar. Tak terduga karena jumlahnya yang lumayan fantastis dan sang klien yang sudah loss contact. Resepnya? Sebuah kartu nama! Dia selalu membagikan kartu nama pada setiap orang yang dijumpainya. Dan percayakah anda, seseorang menelponnya setelah hampir dua tahun menerima kartu nama darinya.
Kartu nama bukanlah faktor utama. Tentu. Tapi tak bisa dipungkiri, kartu nama bisa menjadi kunci pembuka bisnis.
Setelah kartu nama dan order mengalir. What’s next?
Berhenti hanya di kartu nama saja tentu merupakan jalan pintas untuk memperpendek umur usaha anda. Anda tentu harus menjaga baik-baik nama yang tercetak di atas kartu itu. Nama anda, bisnis anda atau perusahaan anda. Caranya: kerjakan job dengan profesional, tepat waktu dan beri nilai tambah. Amanah dan profesional kuncinya.
Tentu masih banyak cara untuk bertekun di dunia entrepreneur. Ada tips bisnis lainnya?
Posting Komentar
Terima kasih atas komentar anda.