19 April 2005

Ponti dan "anak"-nya

Kalo mau dibaca lebih mudah: "Pontianak beserta apa yang ada dibaliknya". Tulisan ini sekedar sharing tentang tempat-tempat "monumental" yang ada di Pontianak (right or wrong is right or right). Semoga dapat melahirkan imajinasi kecil-kecilan bagi Anda yang ingin ke Pontianak.

Sungai Kapuas - Kraton Kadariah - Tugu Khatulistiwa
Dari namanya udah ketauan inilah salah satu titipan ilahi yang luar biasa bagi Pontianak. Selain memiliki sungai yang terpanjang se-Indonesia, Kapuas juga, menurut salah satu majalah, memiliki gertak (jalan kayu) terpanjang se-Asia. Konon, yang pernah minum air Kapuas akan kembali (lagi) ke Pontianak, apalagi yang kelelep. Buktinya saya, karena sering kelelep air Kapuas waktu kecil, malah bertempat tinggal di Pontianak samapai sekarang.he..hehe.

Ngumpul ora ngumpul asal mangan (kumpul nggak kumpul asal makan!:D). Inilah salah satu hal yang ditunggu-tunggu setelah asyik menikmati sungai Kapuas. Pilihannya, ada nama Lancang Kuning bagi yang ingin tetap menikmati suasana Kapuas. Letaknya di depan Makorem. Jadi kalo ingin menikmati Kapuas namun tidak ingin kehilangan suasana perkotaan disinilah pilihannya. Selain di Lancang Kuning ada juga tempat 'rehat' yang cukup asyik namun letaknya di seberang kota (:melewati jalan tol). Jejeran restoran terapung siap menyambut Anda yang ingin menikmati makanan di atas sungai lengkap dengan hembusan angin yang...tidak sepoi-sepoi. Strtuuuuurrrr...Selain sungai Kapuas, yang tidak kalah menariknya ialah Tugu Khatulistiwa. Apa itu Khatulistiwa? Khatulistiwa ialah...Wah, penjelasannya bisa panjang nih, namun singkatnya ini merupakan tempat titik nol bumi. Setahun 2 kali kita dapat menyaksikan tubuh kita tidak mempunyai bayangan. Bulan Maret lalu, meski tidak sempat menyaksikan kulminasi itu tapi Ibu Meutia Hatta sempat merayakan ultah di Tugu. Oooh, jadi tugu disewakan juga jadi tempat resepsi atau acara? Hus, Nggak, cuman pada saat itu pihak birokrat ingin memberi kejutan pada beliau. :)

Untuk kraton Kadariah suasana magis (:mau nangis) akan terasa saat memasukinya. Bukan apa-apa, di sinilah sejarah kota Pontianak dimulai. Namun kayaknya potensi 'historis' itu belum dimanfaatkan dengan optimal. Padahal bila dikelola...(saya tidak mampu melanjutkannya, *nangis, hmmm)

Warung Kopi
Ini serius. Sekali lagi, serius lho! Warung Kopi di Pontianak menempati posisi khusus bagi penduduk kota. Di setiap ruas jalan pasti ada warung kopi. Tidak usah dibayangkan, warung kopi itu seperti kafe-kafe dengan fasilitas wah yang bertebaran di ibukota. Atau seperti kafe pinggir pantai di Eropa :D. Karena cukup dengan meja yang berjejer di petak 3x4 m 'kehidupan' warung kopi sudah dapat dimulai. Berbagai kalangan berbaur di sana. Kalau sempat singgah di sini, jangan lupa pesan kopi pancong dengan pisang selai (di Wendy atau Warkop Obor). Pokoknya warkop Pontianak secara diferensiasi, positioning dan targetting tepat-pat-pat-at-at-t (pakai echo... hehhe).

Ayani Mal, Matahari Mal, Gajahmada Mal, Ramayana Mal
Nah, bila Anda tidak ingin kehilangan ruh modernisasi. Mal-mal diatas bisa dijadikan pilihan. Maaf untuk mal ini saya tidak dapat bercerita banyak karena pada prinsipnya paham yang dianut: sedikit bicara banyak belanja (kapitalis ye). Atau sedikit bicara banyak kelilingnya (sosialis hihihi).

Shalat
Don't worry deh! Di setiap mata memandang rumah-rumah ibadah bertebaran di penjuru kota, tidak hanya masjid tentunya. Karena berpenduduk dengan berbagai latar etnis dan agama, klenteng, gereja, tidak susah didapatkan.

Ngumpul gak ngumpul asal makan
Mengulang kisah manis diatas, saya ingin menjelaskan lebih detil tempat makan yang asyik di pontianak (asyik di sini berarti yang sesuai kantong saya...hehehe lagi). Kalo Anda di pusat kota, cobalah ke jalan Tanjungpura, disini ada rumah makan Melda yang cocok di lidah orang Pontianak (hal ini terbukti dengan antrian pengunjungnya). Menu andalannya ialah ayam goreng diguyur kuah dan daun ubi. Ditambah wuiiiiih, seddhaph sambalnya. Eit hampir lupa. Bila anda menggunakan pesawat, sebelum memasuki kota, anda sebenarnya melewati Warung Dangau dan Tanggui. Segala makanan khas Pontianak tersaji disini. Pecri nenas, asam pedas, sambal belacan, dan segudang makanan khas lainnya dapat dicicipi disini. Sebenarnya, masih banyak yang ingin saya bagi disini tapi sepertinya, waktu jualah yang memisahkan kita:). Ada baiknya, Anda saja yang menceritakan tentang Pontianak menurut Anda sendiri. Bagaimana, berani menerima tantangan?

22/04
tambahan dikit tempat makan n nuronkan jangkar (/me :D):
Sakato di simpang podomoro
Ajo Duo di jeruju
Mak Etek di Pasar Tengah
Pecel di simpang Jeranding dan dimana-mana
Soto di dekat SPN
Gado-gado di depan PCC
Mie Ayam simpang Pancasila
Sugeng Rawuh, sepakat, primkopad ---semuanya dekat untan (biar nikmat asal kenyang hehehe).

2 Please Share a Your Opinion.:

  1. Anonim4:10 PM

    bicara soal Melda,
    tuh t4 makan emang gak ada matinye ...
    hehehehheeee...






    salam kenal;
    http://oesoep835.blogdrive.com

    BalasHapus
  2. Sy punya warung kopi di daerah pasaf flamboyan yg lokasi huge pas jln gjhmd belok jln pahlawan. Pas tikungan ruko flmboyan cat warna biru XL. Alat warkop dan meja semua nya lgkp. Tinggal siap pakai. Bisa sewa bulanan dijamin murah. Berminat hub sy no hp 0852 454 16851

    BalasHapus

Terima kasih atas komentar anda.