Kata-kata ‘seandainya’, ‘kalau saja’, ‘bila’, terlontar saat kita mengalami keadaan yang buruk. Padahal tidak ada yang bisa kita ubah di masa lalu kita. Masa lalu tinggallah masa lalu. Satu-satunya pilihan ialah menghadapi hidup dengan lebih berani dan, berarti!
Kehidupan itu ibarat jalan satu arah, seberapa sering pun perubahan rute yang dilakukan, tidak akan membawa Anda kembali. Begitu Anda mengetahui dan menerima hal itu, kehidupan akan tampak jauh lebih sederhana. (Isabel Moore)
Simak secuil kisah dari masa lalu tentang "membakar" masa lalu...
Pada suatu saat, ketika memimpin tentaranya berperang, Thariq bin Ziyad melihat raut kecemasan pada wajah prajuritnya. Di atas kapal, mereka menatap ke daratan membayangkan keluarga yang ditinggalkan dan berjuta kenangan yang melayang di angan.
Setelah mengarungi selat Gibraltar, tibalah mereka di daratan. Mereka bahu-membahu mendirikan tenda di perbukitan. Sesaat kemudian, Thariq tiba-tiba memerintahkan prajuritnya untuk membakar seluruh kapal. Alangkah kagetnya para prajurit mendengar perintah yang tak lazim itu. Meski demikian, perintah Thariq tetap mereka laksanakan.
Melihat kebingungan yang ditimbulkan akibat perintahnya, Thariq berkata, "Wahai prajuritku, semua kapal telah terbakar. Musnah. Tak ada jalan untuk kembali. Di depan kita, prajurit lawan siap menghadang. Di belakang kita, laut maha luas membentang. Satu-satunya pilihan kita: maju terus dan, menang. Atau mati sebagai pahlawan!"
wah luar biasa analisa anda tentang perbandingan perbandingan. Masa lalu sudah lewat jadi jangan dibuat resah. Jadikan bahan perbandingan untuk meneruskan langkah di masa depan.
BalasHapusYup. Masa lalu seperti spion di mobil, ukurannya kecil & dilihat seperlunya saja.
BalasHapusThank kunjungannya mas.