21 April 2009

New Wave Ayatullah Marketer, Hermawan Kartajaya

Everyday is monday, saya "posting" kata-kata ini di Facebook, in Sunday. Tidak ada kata libur di Facebook, maksudnya. Tetapi, monday is monday. Ya, Senin ini tetaplah Senin. Begitu padat. Selalu menggairahkan.

Pagi, saya mampir ke kantor teman, peneliti muda Borneo. Lalu lanjut ke Untan, ada seminar dari Miss Louise, bunda online Borneo. Penyelenggaranya Beswan Djarum. Mahasiswa penerima beasiswa Djarum. Kalo ada seminar, dan ada mbak Louise. Mudah ditebak tema seminar itu: wirausaha online. Ya, Ibu dua anak ini sudah jadi ikon bagi pebisnis online Pontianak.

Catatan pertama.

HP berdering Bambang Bider mengajak sharing dengan pihak Mal Matahari tentang gawe BBC. Ketemu manajer operasionalnya. Respon positif diberikan. Cuman masih perlu didiskusikan jadwal masing-masing. Putus sementara.

Berlanjut ke kantor teman yang tak jauh dari Mal Matahari. Kali ini follow up urusan dapur. hehehe. Bla-bla-bla, tak terasa seminar yang ditunggu-tunggu hampir dimulai.

New Wave Marketing
. Ini tesa terbaru Hermawan Kartajaya dalam bentuk buku. Hermawan Kartajaya ke Pontianak. Anda kaget? Tentu saja, saya juga kaget. Thanx pak cik Mering yang telah berhasil mengagetkan saya.
Singkat kata, singkat cerita. (ngutip lirik lagu jadul jaman pra-RBT) Pak Hermawan memulai seminarnya. Paparan yang menurut saya "daging" semua. Sulit disampaikan melalui ruang ini. Sekedar catatan simpul:
Masa konsumen adalah raja sudah berakhir. Sekarang konsumen adalah produsen. Konsekuensinya, pendekatannya bukan service lagi tapi care. Dulu, sekarang masih kayaknya, konsumen "dipaksa" membeli suatu produk dengan sales force yang berapi-api plus iklan yang menjual mimpi. Kini tidak bisa lagi. Sekarang serba telanjang. Terbuka. Yang dijual akhirnya produk, kualitas an sich. Bahkan konsumen diajak "jualan" produk. Bisa lewat word of mouth, atau yang lainnya. It's new wave!

Hermawan mengambil contoh bagus, demamnya politikus akan Obama menyebabkan proses brandingnya mengcopy-paste mutlak Obama. Beriklan di media cetak, TV, hingga Facebook. Jualannya: Saatnya kaum muda memimpin. Kita bisa. Saatnya...dll.

Mereka benar. Tapi mereka lupa Obama alumni Harvard dan pekerja sosial sedari muda. Tidak ujug-ujug pencitraannya. Hingga lupa diri... :)

Hermawan Kartajaya berhasil "memasarkan" teori pemasaran new wave marketing secara simple. Ya, dia berhasil menyederhanakan hal yang rumit. Ini personal brandingnya. Ia mengakui itu.

Wah, masih banyak lagi yang dirangkai konsultan dunia ini dengan indahnya. Ok, satu lagi, mumpung ingat. Beliau merupakan salah satu dari 12 orang dewan pengawas Syariah, dan ia Katolik, satu-satunya. Beliau dengan fasih mengangkat sirah nabawiyah dengan perspektif marketing. Dari gelar al-amin Rasulullah, perdagangan lintas agama, hingga lebih banyaknya kisah Maryam (Bunda Maria) di dalam Al-Quran ketimbang di Injil. Pantas bila KH. Din Syamsudin menyematkan gelar spiritual 'Ayatullah' untuk Hermawan, lengkapnya Ayatullah marketing Dunia.

Juga dalam rangka misi sosialnya, dia tidak percaya akan berulang siklus 30 tahun konflik etnis di Kalimantan Barat. Saya mengangguk setuju. Saya dukung anti tesa ini, dan tidak berani bermimpi terulangnya konfik kemarin. Hati-hati dengan mimpi anda, suatu saat akan menjadi nyata!

Beliau juga menyinggung Lamongan, Singkawang, Tourism, dan... apa lagi ya? Mungkin cukup dulu ya, lanjut di kopdar new wave aja.

Catatan kedua
.
Habis itu ngopi bentar dengan teman new wave. :)
Alhamdulillah, dalam satu hari ini saya mendapat euphoria manis dari dunia online. Dunia new wave. Akhirnya, dengan sukses saya hinggap ke rumah jam 10.30 malam, tentu tidak lupa mandi dan gosok gigi. :)

Ups, masih ada siaran ulang Inter-Juve di Trans 7, nonton lok...

Posting Komentar

Terima kasih atas komentar anda.